Oleh: Redaksi
Citrahukum.com| Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, memiliki kekayaan alam, sektor pertanian yang kuat, dan posisi geografis yang strategis. Kondisi ini menjadi dasar kuat untuk mengembangkan Pringsewu sebagai sentra agrowisata, sekaligus sebagai sumber baru Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Saat ini, muncul mimpi kecil dari anak-anak desa di Pringsewu: membangun kawasan agrowisata terpadu yang dikelola pemerintah, lengkap dengan tempat belanja, penginapan, outbound, mini zoo, dan pusat edukasi, yang menjadi kebanggaan bersama.
Analisa Situasi
Kondisi eksisting menunjukkan Pringsewu memiliki lahan pertanian produktif, iklim yang mendukung hortikultura, serta jalur transportasi nasional yang mudah diakses.
Namun, beberapa tantangan tetap perlu diperhatikan, seperti ancaman alih fungsi lahan, minimnya infrastruktur wisata, dan promosi pariwisata yang masih terbatas.
Di sisi lain, peluang terbuka lebar. Tren wisata berbasis alam dan edukasi kini makin diminati masyarakat, seiring meningkatnya kebutuhan wisata yang bersifat pengalaman dan pembelajaran.
Potensi Agrowisata Pringsewu
Tanaman Hortikultura: Durian, jeruk, salak, serta berbagai jenis sayuran.
Keindahan Alam: Bukit, sawah, dan kebun yang masih terjaga.
Budaya Lokal: Tradisi bertani dan kuliner khas desa.
Sumber Daya Manusia: Petani muda potensial untuk dilatih sebagai pemandu wisata.
Lokasi Strategis: Dekat dengan Bandar Lampung serta destinasi wisata unggulan lain.
Potensi ini menjadi fondasi kokoh untuk pengembangan agrowisata terintegrasi di Pringsewu.
Rencana Bisnis: Agropark Pringsewu
Nama Proyek:
Agropark Pringsewu
Konsep Kawasan:
1. Mini Zoo dan Animal Farm
Menampilkan satwa seperti kelinci, kambing, ayam, sapi, dan rusa; memberikan pengalaman edukasi kepada anak-anak tentang dunia ternak.
2. Agrowisata Petik Sendiri
Wisatawan diajak memetik buah dan sayuran langsung dari kebun, yang hasilnya dapat dibeli.
3. Pasar Oleh-oleh dan Pusat Belanja
Menjual produk lokal seperti madu, kopi robusta, keripik, dan batik khas Pringsewu.
4. Penginapan Ala Desa (Homestay & Cottage)
Bangunan berbahan kayu dan bambu, menawarkan pengalaman menginap di suasana pedesaan.
5. Area Outbound dan Edukasi
Menyediakan fasilitas outbound, team building, flying fox, hingga permainan paintball ringan untuk komunitas, sekolah, dan perusahaan.
6. Kafe & Foodcourt
Menyajikan kuliner lokal seperti seruit, tempoyak, dan kopi khas Pringsewu.
7. Event Musiman
Mengadakan festival panen raya, lomba petik cepat, dan malam api unggun untuk menarik wisatawan.
Skema Pengelolaan:
Model Pengelolaan: Melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau unit usaha Dinas Pariwisata.
Tenaga Kerja: Mengutamakan warga lokal hingga 90 persen.
Modal Awal:
Investasi awal sekitar Rp15 miliar untuk lahan, pembangunan fasilitas, dan infrastruktur dasar.
Skema Pembiayaan:
Dapat bersumber dari APBD, Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, serta keterlibatan investor lokal.
Perkiraan Pendapatan Tahunan (Tahun ke-3):
Tiket Masuk: Rp10.000–Rp20.000 per orang.
Penjualan Produk Lokal: Rp500 juta–Rp1 miliar per tahun.
Pendapatan dari Homestay: Sekitar Rp200 juta per tahun.
Pendapatan dari Event Khusus: Sekitar Rp100 juta per tahun.
Break Even Point (BEP):
Target balik modal dalam jangka waktu 5 hingga 6 tahun.
Harapan Kecil Anak Desa
Mimpi ini lahir dari keinginan sederhana: agar anak-anak desa dapat tumbuh dan bekerja di kampung halaman mereka sendiri tanpa harus merantau. Mereka bermimpi bahwa petani bisa dihargai sebagai pahlawan, bukan sekadar buruh tani.
Agrowisata bukan hanya tentang menarik wisatawan, tetapi juga tentang menjaga tradisi bertani, meningkatkan kesejahteraan, dan memperkenalkan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda dan dunia luar.
Penutup
Dengan perencanaan yang matang, kolaborasi yang solid, dan komitmen kuat dari seluruh elemen masyarakat serta pemerintah, Agropark Pringsewu bukan sekadar mimpi kecil.
Ini adalah peluang besar untuk membangun kemandirian ekonomi daerah, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan membangkitkan kebanggaan akan tanah kelahiran.
Kini saatnya mimpi kecil itu diwujudkan: dari angan menjadi kenyataan.
Catatan Redaksi:
Tulisan ini disusun berdasarkan analisa potensi dan peluang daerah, untuk mendorong pemikiran kritis dan gagasan inovatif demi kemajuan Pringsewu.
Kami berpegang pada prinsip akurasi, keterbukaan informasi, serta menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik.
0 Komentar